BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencak silat merupakan olah raga beladiri asli dari Indonesia, pada mulanya pencak silat diciptakan manusia untuk membela diri dari ancaman binatang buas. Tidak ada yang tahu kapan, dimana, dan bagai mana pertama kali proses perkembangan olahraga pencak silat tersebut berlangsung, hal itu disebabkan informasi yang tersedia masih sangat terbatas. Namun demikian menurut catatan sejarah, pencak silat berkembang di kawasan Indonesia seperti di ungkapkan oleh Dreager, Maryono dalam (mulyana, 2013, hlm, 79) pentjak-silat is certainly to be termed a combative from indigenous to Indonesia. But it is a synthesis product, not purely autogenic endeavor. Penulis menggambarkan bahwa : pencak silat dengan jelas diistilahkan sebagai sebuah istilah yang diperdebatkan mengenai asalnya, dimana asalnya, dari tempat atau negara lain yang kemudian sampai di Indonesia. Namun pencaksilat itu sendiri merupakan sebuah hasil penggabungan, bukan hasil dari usaha autogenic murni saja.
Meskipun berlalut-larutnya perdebatan tentang asal-usul pencak silat, beberapa ahli juga ikut memaparkan pandangan nya seperti. Asikin, Maryono, dalam (Mulyana, 2013, hlm, 80) juga memaparkan bahwa: “ pencak silat yang mengutamakan beladiri sebetulnya sejak dahulu sudah ada karena dalam mempertahankan kehidupannya manusia harus bertempur, baik mausia melawan manusia maupun melawan binatang buas”. Pada waktu itu orang yang kuat dan pandai berkelahilah yang mendapat kedudukan baik di masyarakat, dan dapat menjadikepala suku atau panglima raja. Seiring dengan proses perkembangan jaman, ilmuberkelahi lebih teratur sehingga timbullah suatu ilmu beladiri yang disebut pencak silat.
Semakin cepat perkembangan zaman, perkembangan pencak silat pun semakin berkembang, dan menjadikan keaneka ragaman nomor-nomor pencak silat, semakin meluas. Berdasarkan buku (peraturan pencak silat, 2007, hlm, 1) dalam ranah prestasi kategori pertandingan pencak silat terdiri dari :
1. Kategori Tanding
2. Kategori Tunggal
3. Kategori Ganda
4. Kategori Regu
Kategori tunggal adalah : kategori pertandingan pencak silat yang menampilkan seorang pesilat memperagakan kemahirannya dalam jurus tunggal baku secara benar, tepat dan mantap, penuh penjiwaan, dengan tangan kosong dan bersenjata (golok dan toya), serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku. Jurus tunggal terdiri dari 7 jurus tangan kosong, 4 jurus senjata golok, 3 jurus senjata toya dan total kesemua jurusnya adalah 14 jurus dengan total 100 gerakan.
Hal ini diperkuat dalam situs (ts-uad.blogspot.com/2012/jurus-tunggal-ipsi-ts- uad.html), dijelaskan bahwa :
Pada kongres persilat tahun 1998, jurus tunggal baku ditetapkan menjadi salah satu kategori yang dipertandingkan. Jurus ini disusun oleh tim yang anggotanya terdiri dari pakar pencak silat dari empat negara pendiri persilat, yaitu:
a. IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)
b. PERSISI (Persekutuan Silat Singapura)
c. PESAKA (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia)
d. PERSIB (Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam).
Seluruh gerak yang terdapat di dalam jurus ini diharapkan dapat mewakili gerak pencak silat yang sudah disepakati sebagai beladiri asli dari kawasan Asia Tenggara. Disamping itu dengan adanya rangkaian jurus standar internasional ini dapat pula digunakan sebagai sarana pemersatu seluruh insan pencak silat, dan hal itulah yang membuat jurus tunggal itu penting dilatihkan dalam pencak silat
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN PENCAK SILAT
Pencak silat adalah gerak bela serang yang teratur menurut sistem, waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara kesatria, tidak mau melukai perasaan. Pencak silat dapat dibedakan menjadi 4 (empat) jenis yakni:
(1) pencak silat mental spiritual,
(2) pencak silat beladiri,
(3) pencak silat seni,
(4) pencak silat olahraga.
Namun, dewasa ini pencak silat berkembang pesat pada jenis pencak silat untuk olahraga, artinya pencak silat yang dipertandingkan secara resmidengan tujuan memperoleh prestasi. Pertandingan pencak silat dilaksanakan dalam empat kategori, yaitu kategori tanding, kategori tunggal, kategori ganda, dan kategori regu. Menurut Persilat (2012:1) kategori tanding adalah pertandingan pencak silat yang menampilkan 2 orang pesilat dari sudut yang berbeda, keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu, menangkis ,mengelak, mengena, menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan; menggunakan teknik dan taktik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dengan memanfaatkan kekayaan teknik dan jurus.
Teknik yang di gunakan dalam pertandingan katagori tanding sangat beragam,oleh karna itu di perlukan latihan yang intensif,teratur,terfrogram dan terukur,sehingga dapat menguasai teknik dengan baik.
Pencak silat kategori tanding merupakan olahraga body contact, sehingga kemungkinan terjadinya cedera sangat tinggi pada saat pertandingan berlangsung. Untuk itu diperlukan kemampuan biomotor yang baik agar pesilat dapat melakukan setiap gerak teknik serangan maupun belaan dengan baik tanpa mengalami cedera yang berarti.
Adapun komponen biomotor yang diperlukan dalam pencak silat kategori tanding adalah ketahanan, kekuatan, kecepatan, koordinasi dan fleksibilitas
(Awan Hariono, 2005: 429). Aspek yang mendukung dalam pencapaian prestasi puncak dalam pertandingan pencak silat kategori tanding diantaranya adalah fisik, teknik, taktik, dan mental.
Agung Nugroho (2000: 92) menyebutkan bahwa aspek fisik merupakan faktor pertama dalam olahraga pencak silat karena fisik yang baik akan mendukung aktivitas dalam pencapaian prestasi maksimal. Kualitas fisik antara lain ditentukan oleh kebugaran otot dan kebugaran energi.
Menurut Awan Hariono (2006: 41) kebugaran otot mencakup komponen biomotor yaitu kekuatan, ketahanan, kecepatan, fleksibilitas, dan koordinasi. Sedangkan kebugaran energi mencakup sistem energi aerobik dan sistem energi anaerobik.
Secara garis besar komponen biomotor dalam pencak silat dipengaruhi oleh kebugaran energi. Selama ini belum ada penelitian yang mengungkapkan masalahkebutuhan energi dominan yang digunakan dalam pertandingan pencak silat, khususnya dalam kategori tanding.
Untuk menentukan persentase kebutuhan energi dominan yang digunakan selama pertandingan pencak silat kategori tanding perlu mempertimbangkan antara lain: lamanyawaktu pertandingan berlangsung, macam gerakyang dilakukan pesilat, irama gerak 3 yang terjadi, waktu recovery pada Proses latihan fisik salah satunya untuk meningkatkan kemampuan sistem energi aerobik dan anaerobik pesilat, untuk dapat memberikan latihan tersebut pelatih harus mengetahui kebutuhan energi dominan dalam pertandingan pencak silatkategori tanding.
Energi dominan yang digunakan dalam pencak silat kategori tanding berfungsi untuk menentukan jenis latihan yang dilakukan. Pelatih yang mengetahui sistem energi dominan akan dapat menyusun program latihan dengan metode, model dan pembebanan latihan yang tepat, sehingga kebugaran energi dapat ditingkatkan dengan tepat. Metode dalam latihan pencak silat adalah cara yang harus ditempuh
untuk mencapai tujuan latihan. Sedangkan model latihan dalam pencak silat adalah pola atau bentuk latihan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan latihan.
Adapun pembebanan latihan adalah segala bentuk tuntutan dan rangsangan yang diberikan kepada pesilat dalam latihan yang dapat menimbulkan efek latihan (trainingseffect) Pada pertandingan pencak silat kategori tanding, perencanaan program latihan fisik perlu memperhatikan energi dominanyang digunakan, ketahanan sistem energi yang baik akan mempermudah pesilat melakukanserangkaian gerak teknik maupun melaksanakan taktik dalam pertandingan maupun dalam proses latihan, oleh karena itu kecepatan dalam melakukan serangkaian gerak teknik yang dilakukan pesilat akan bertahan lebih lama.
Oleh karena dalam 4 pertandingan pencak silat kategori tanding gerakanteknik dilakukan dengan cepat dan mendadak dalam waktu yang singkat dan berulang-ulang selama 2 (dua) menit bersih sebanyak 3 (tiga) babak.
Maka dibutuhkan penyelenggaraansistem latihan yang baik, pemilihan rancangan program latihan dan metodelatihan yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan biomotor dan kebugaran sertadapat mengurangi resiko cedera.
Pelatih pencak silat kategori tanding dalam proses latihan fisik harus memperhatikankebutuhanenergi dominanyang digunakan, agar kondisi fisik yang akan di kembangkan dapat tercapai sesuaidengan periodisasi latihan.
Namun pada kenyataannya, sebagian besar pelatih tidak memperhatikan kebutuhan energi dominan dalam proses berlatih melatih, hal ini dapat dilihat dari penerapan latihan yang dilakukan secara umum dalam setiap periode latihan, akibatnya prinsip kekhususan latihan dalam pencak silat kategori tanding tidak dapat tercapai dengan tepat. Bahkan masih ada pelatih yang beranggapan bahwa ketika seorang pesilat menjalani latihan harus selalu melebihi waktu kerja yang diperlukan saat bertanding.
Oleh karena itu, diperlukananalisis mengenai kebutuhan energi dominan yang digunakan dalam pertandingan pencak silat khususnya kategori tanding, sehingga penyusunan program latihan dapat disesuaikan menurut periodisasi latihan yang sedang dijalani.
Pengetahuan pelatih dalam penggunaan energi dominan dapat menjadi pedoman pada penyusunan menu latihan fisik sesuai dengan periodisasi latihan sehingga pesilat dapat memiliki kemampuan aerobik dan anaerobik 5 yang baik, dengan begitu pesilat akan lebih mudah menggunakan berbagai macam teknik dan taktik dalam proses beralatih maupun bertanding secara berulang-ulang.
Hal ini selaras dengan pertandingan pencak silat kategori tanding yang menggunakan berbagai macam teknik untuk mendapatkannilai,serangkaian teknik serangan atau belaandilakukan dengan cepat dan mendadak selama 3 babak penuh, oleh karena itu energi dominan yang digunakan harus betul-betul dipahami oleh seorang pelatih.
Dalam proses berlatih yang berkaitan dengan kebutuhanenergi dominan di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya kategori tanding secara keseluruhan belum dapat digunakan dengan tepat, pada kenyataan dilapangan masih terdapat pelatih yang hanya mengutamakan peningkatan komponen biomotor seperti kecepatan dalam melakukan salah satu teknik tanpa diimbangi terlebih dahulu dengan kapasitas kebugaran energiyang tepat, sehingga teknik-teknik yang digunakan hanya monoton.
Kebutuhan energi dominan pada pencak silat kategori tanding yang belum diketahui sebagian pelatih mengakibatkan pesilat yang memiliki kondisi fisik baik didominasi dari salah satu perguruan tinggi saja, oleh karena itu sistem latihan dengan mengetahui kebutuhan energi dominan perlu diterapkan dalam upaya meningkatkan prestasi pesilat.
Prestasi puncak dalam pencak silat kategori tanding dapat tercapai melalui sebuah proses latihan yang panjang, sistematis dan adanya pembebanan yang progresif. Proses latihan dapat dilakukan dengan adanya sebuah program latihan yang mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas.
Dengan adanya program latihan maka dosis latihan dan skala prioritas sasaran latihan telah disusun dengan sistematis. Agar terjadi prosesadaptasi latihan maka prinsip progresif harusditerapkan dengan memperhatikan beban latihan yang akan diberikan. Dengan demikian, proses latihan untuk kebugaran energi harus disesuaikan dengan periode latihan sehingga kemampuan biomotor pun dapat meningkat secara seimbang.
Aspek yang mendukung dalam pencapaian prestasi puncak dalam pertandingan pencak silat kategori tanding diantaranya adalah fisik, teknik, taktik, dan mental. Pada pencak silat kategori tanding, kemenangan dalam pertandingan ditentukan apabila pesilat mendapatkan nilai tertinggi sampai pertandingan berakhir.
Nilai dalam pertandingan pencak silat dapat diperoleh jika serangan dilakukan dengan mantap dan tepat pada bidang sasaran diperbolehkan tanpa terhalang apapun, sehingga menghasilkan bunyi pada body protector.
Untuk setiap serangan yang dilakukan oleh pesilat harus dilakukan dengan kuatdan cepatsehingga lawan tidak dapat menangkis, menghindar atau menangkap serangan tersebut. Untuk itu diperlukankemampuan power yang bagus agar serangan yang dilakukan tidak dapat diantisipasi oleh lawan.
Menurut Persilat (2012: 11) serangan yang dinilai pada pencak silat kategori tanding adalah serangan yang mengenai sasaran yang sah dengan menggunakan kaidah, mantap,dan bertenaga. Serangan dan pembelaan yang dilakukan harus berpola dari sikap awal (pasang), pola langkah, serta adanya koordinasi yang baik dalam melakukan serangan dan pembelaan.
Oleh karena itu, pesilat harus mengembangkan pola bertanding sebelum melakukan fight7 dengan dimulai dari sikap pasang, melakukan pola langkah untuk mengukur jarak ketika akan melakukan fightterhadap lawan, mengkoordinasikan serangkaian gerakan untuk melakukan serangan ata belaan, dan kembali pada sikap pasang.
Artinya, dalam upaya mendekati lawan, pesilat tidak dibolehkan berlari maupun melompat melainkan harus menggunakan pola langkah.
Gerak pesilat dalam melakukan pola langkah dan kaidah untuk mendekati lawan termasuk dalam gerak siklus atau dilakukandengan terus menerus.Pada pencak silat kategori tanding, serangan sejenis denganmenggunakan tangan maupun kakiakan dinilai satu serangan.
Artinya,teknik pukulan dan tendangan hanya dapat dilakukan secara efektif sebanyak satu kalidalam satu rangkaian gerak serangatau belaan, selebihnya merupakan usaha dalam mempertahankan nilai.
Untuk itu, pesilat harus menggunakan kombinasi serangan baik menggunakan tangan atau kaki,sehinggasetiap gerak teknik yang masuk pada sasaran dapat mendapatkan nilai.Berdasarkan uraian tersebut menunjukan bahwa macam gerak dalam pencak silat kategori tanding didominasi oleh gerak non siklus (Awan Hariono, 2006: 36).
Adapun serangan yang dilakukan secara beruntun oleh pesilatharus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara kearah sasaran sebanyak-banyaknya 6 (enam) teknik serangan(Persilat, 2012: 12).
Pesilat yang melakukan rangkaian serang bela lebih dari 6 (enam) teknik serangan atau belaan akan di hentikan oleh wasit.Selain itu pada proses tangkapanuntuk menjatuhkan lawan diberikan waktu selama (lima)detik(Persilat, 2012: 16), sehingga apabila dalam waktu lima detik tidak terjadi jatuhan maka akan
Pencak Silat adalah salah satu dari Kebudayaan Nasional dan merupakan Pusaka Leluhur Bangsa Indonesia, oleh karena itu setiap warga negara Indonesia berkewajiban untuk mempertahankan, melestarikan, menggali serta mengembang- kan pencak silat.
Para Pendekar pendahulu kita sebagian besar mengajarkan ilmu yang dimilikinya semata-mata dituntun oleh naluri dan bakat besar yang ada padanya. Metoda dan sistimatika latihan seolah-olah lahir dan tumbuh begitu saja. Apabila Sang Guru memiliki kepribadian yang kokoh, kharisma yang kuat, mempunyai pengetahuan luas dan bisa memberikan motivasi kepada murid- muridnya untuk maju, maka perguruan tersebut akan melesat maju. Namun sebaliknya jika pewarisnya lemah, maka perguruan tersebut akan merosot dan kemudian tenggelam.
Pada jaman kemajuan seperti saat ini, hal tersebut dapat dicegah atau paling sedikit dikurangi pengaruhnya dengan membekali para pewaris dengan perangkat ilmu yang cukup, antara lain melalui kaset video, buku-buku pencak silat, leteratur dan lain-lain. Literatur dan buku-buku tentang pencak silat di Indonesia saat ini masih kurang memadai, sehingga dengan diterbitkannya Buku Pelajaran Pencak Silat oleh KPS Nusantara ini merupakan sumbangsih terhadap perkembangan pencak silat.
Pencak Silat adalah bagian dari Kebudayaan Bangsa Indonesia dan merupakan hasil krida budi luhur bangsa Indonesia yang secara turun temurun dilestarikan dan dikembangkan sesuai dengan Aspirasi (keinginan). Ekspesasi (harapan) dan Apresiasi (penilaian) serta situasi dan kondisi yang berkembang dari generasi ke genarasi dan dari waktu ke waktu.
Perkembangan Pencak Silat dewasa ini sungguh menggembirakan, karena tidak saja berkembang demikian pesat di Indonesia bahkan sampai ke mancanegara, antara lain ; Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Philipina, Thailand, Eropa dll. Kalau pada tahun 1960-an, Pencak Silat dihantui oleh kemunduran, maka saat ini justru Pencak Silat kewalahan menyediakan tenaga pelatih untuk melayani arus peminat. Disamping kurangnya tenaga pelatih, juga kurangnya sumber bacaan mengenai Pencak Silat.
Jangankan buku berbobot ilmiah yang beruang lingkup nasional, buku petunjuk latihan dari aliran-aliranpun sulit dijumpai. Hal ini tentunya sangat kurang menguntungkan. Namun harus disadari bahwa menerbitkan buku dan betapapun kecilnya buku itu bukan persoalan yang mudah. Faktor biaya, pengaruh kebiasaan yang tak selalu mau terbuka serta kurangnya gairah untuk membakukan karya-karya adalah sebagian dari penyebabnya.
Pengertian dan definisi pencak silat sangat beragam setiap daerah. Masyarakat memiliki istilah yang berbeda, dari Baral ke Timur istilah pencak silat dapat ditemukan, antara lain; pencak silat di Sumatera Barat dikenal dengan istilah "Silek dan Gayuang" dan di pesisir timur pulau itu, seperti halnya tetangganya Malaysia dikenal dengan istilah "bersilat". Sementara itu di Jawa Baral dengan sebutan "Maempok" dan di Jawa Tengah disebut "Penca" dan Jawa Timur dikenal dengan nama "Pencak".
Pengertian pencak silat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, berarti "pennainan/keahlian da/am mempertahankan diri dengan menangkis, menyerang dan membela diri baik dengan senjata maupun tanpa senjata". Lebih khusus "Silat" diartikan sebagai pennainan yang didasari ketangkasan menyerang dan membela diri baik dengan senjata maupun tanpa senjata. Sedangkan bersilat bennakna; bennain dengan menggunakan ketangkasan menyerang dan mempertahankan diri. (Kompas; 1996;18 da/am Pencak Silat Merentang Waktu; O'ong Maryono; 2000).
Secara etimologi Pencak Silat terdiri dari dua kata, yakni ; "Pencak" dan
"Silat".
Pencak ; adalah nama sebagian dari rangkaian langkah-langkah, gerak-gerak
pukulan (tangan, kaki), tangkisan, hindaran dengan berbagai macam kombinasi
Silat ; adalah inti dari pembelaan diri, tanpa batas, tidak mengenal tempat dan keadaan serta tak dapat diperlombakan karena kriteria membunuh atau dibunuh.(to killed or to be killed).
Disamping batasan atau pengertian tersebut diatas, ada yang memberikan definisi lain, yakni ;
Pencak Silat ; adalah gerakan beladiri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan, sehingga merupakan penguasaan gerak yang efektif dan terkendali. Selain penjelasan dari ilmu bahasa dan beberapa pengertian diatas, masih banyak pendapat yang beragam diberikan oleh pendekar-pendekar yang tak dapat disebutkan satu-persatu. Namun demikian pengertian pencak silat dapat diartikan sebagai ;
"Suatu ilmu beladiri hasi/ daya, cipta dan karsa nenek moyang bangsa
Sejarah Pencak Silat – Menurut IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia), selaku induk organisasi pencak silat di indonesia, Pencak Silat merupakan bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia yang berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan berbagai aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri (pencak silat) ialah seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Dalam perjalanan sejarahnya, mayoritas sejarah pencak silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Seperti halnya awal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan seorang perempuan yang menyakiskan pertarungan antara harimau dan monyet, lalu kemudian ia meniru gerakan pertarungan hewantersebut.
B. SEJARAH PENCAK SILAT
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid. Karena hal itulah catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Di Minangkabau, silat atau silek diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar, di kaki Gunung Marapi pada abad XI. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara.
Asal Mula ilmu bela diri (silat) di Indonesia kemungkinan berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak. Seperti yang kini ditemui dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri.
Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya.
Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.[ Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.
Silat berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan Singapura) dan memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap penjajah asing. Setelah zaman kemerdekaan, silat berkembang menjadi ilmu bela diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.
C. PERKEMBANGAN PENCAK SILAT
Berbicara tentang “Perkembangan”, maka kita harus meletakkan dan melihat adanya saling hubungan antara sederet kejadian-kejadian sejarah, yang mana deratan tersebut dijajar menurut skala waktu. Kejadian sejarah tidak hanya terjadi pada seorang dan satu tempat saja, akan tetapi selalu terjadi akibat adanya saling hubungan manusia dengan sesamanya, yang kemudian dapat diperluas antara daerah bahkan antarnegara. Karena ketiga faktor sejarah tersebut yaitu faktor manusia, faktor tempat, dan faktor waktu, harus ada secara keseluruhan, dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Kebudayaan Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa harus terus dipelihara, dibina, dan dikembangkan guna memprkuat penghayatan dan pengamalan Pancasila, meningkatkan kualitas hidup, memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggan nasional, memperkokoh jiwa persatuan dan kesatuian bangsa serta mampu menjadi penggerak bagi terwujudnya cita-cita bangsa di masa depan. (TAP. MPR, 1987:109)
Pencak silat, merupakan salah satu jenis bela diri yang sudah cukup tua umurnya. Tetapi saat ini belum kita dapatkan secara pasti kapan dan oleh siapa pencak silat itu diciptakan. Oleh karena itu biasannya perkembangan sejarah pencak silat, selalu dihubungkan dengan perkembangan sejarah manusia. Bagaimana sejarah perkembangan pencak silat di Indonesia, sejak dulu zaman penjajahan hingga setelah merdeka dan melaksanakan pembangunan disegala bidang.
1. Zaman Prasejarah
Pada zaman prasejarah di Indonesia, telah diciptakan cara membela diri sesuai dengan situasi dan kondisi sekitarnya. Orang yang hidup di dekat hutan-hutn mempunyai cara membela diri yang khas untuk menghadapi binatang yang buas yang ada di hutan. Bahkan mereka juga menciptakan bela diri dengan meniru gerakan binatang tersebut, misalnya meniru hewan harimau, ular, burung. Orang-orang yang hidup di pegunungan biasa berdiri, bergerak, berjalan dengan langkah kedudukan kaki yang kuat untuk menjaga agar tidak mudah jatuh selama bergerak di tanah yang tidak rata. Biasanya mnciptakan bela diri yang mempunyai cirri khas kuda-kuda yang kokoh tidak hanya bergerak. Sedangkan gerakan tangan lebih lincah, banyak ragamnya dan ampuh daya gunanya.
Penduduk yang hidup di daerah berawa, tanah datar, padang rumput biasa berjalan bergegas, lari. Sehingga gerakan kakinya menjadi lincah. Mereka menciptakan bela diri yang lebih banyak memanfaatkan kaki sebagai alat bela diri. Akhirnya setiap daerah mempunyai bela diri yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya., sehingga timbullah aliran bela diri beraneka ragam. Pertemuan antara penduduk daerah yang satu dengan yang lainnya menyababkan terjadinya tukar mrnukar ilmu bela diri, sehingga dapat meningkatkan mutu bela diri di setiap daerah.
2. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Penjajahan
Pada zaman penjajahan pencak silat dipelajari dan dipergunakan baik oleh punggawa kerajaan, kesultanan, maupun para pehuang, pahlawan yang berusaha melawan penjajah. Di kalangan para pejuang, pencak silat diajarkan secara rahasia, sembunyi-sembunyi, karena kalau diketahui oleh penjajah akan dilarang. Kaum penjajah khawatir bila kemahiran pencak silat tersebut akhirnya digunakan untuk melawan mereka. Kekhawatiran mereka memang beralasan, karena hamper semua pahlawan bangsa seperti Tjik di Tiro, Imam bonjol, Fatahillah, Diponegoro, dan lain-lain adalah pendekar silat.
Perguruan-perguruan pencak silat tumbuh tanpa diketahhui para penjajah, bahkan sebagian menjadi semacam perkumpulan rahasia. Pencak silat dipelajari pula oleh kaum gerakan politik termasuk beberapa organisasi kepanduan nasional. Secara diam-diam prguruan-perguruan tersebut pencak silat berhasil memupuk kekuatan kelompok-kelompok yang siap melawan penjajah sewaktu-waktu. Kaum pergerakan yang ditangkap oleh penjajah dan dibuang, secara diam-diam pula, menyebarkan ilmu pencak silat tersebut di tempat pembuangan. Pasukan Pembela Tanah Air yang telah dikenal dengan nama PETA, juga mempelajari pencak silat dengan tekun.
Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Pencak silat sebagai ilmu bela diri nasional, didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan pertahanan bersama menghadapi sekutu. Dimana-mana, karena anjuran Shimitzu diadakan pemusatan tenaga aliran pencak silat di seluruh Jawa, serentak didirikan gerakan pencak silat yang diatur oleh pemerintah di Jakarta, pada waktu itu tidak diciptakan oleh para Pembina pencak silat suatuolahraga berdasarkan pencak silat yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada setiap pagi di sekolah-sekolah.
Akan tetapi usul itu ditolak oleh Shimitzu, karena khawatir akan mendesak Tahayo Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsure-unsur warisan kebesaran kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi untuk kepentingan Jepang, bukan untuk kepentingan nasional kita. Namun haruslah kita akui bahwa keuntungan yang kita dapatkan dari zaman itu, kita mulai insyaf lagi akan keharusan berusaha mengembalikan ilmu pencak silat dari masyarakat.
Walaupun di masa penjajahan Belanda, pencak silat tidak diberikan kesempatan untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru dan pendekar pencak silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional, semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas nasional, para pelajar pada tahun duapuluhan atau bsebelumnya mendalami pencak silat, ternyata di masa kemerdekaan telah terbentuklah wadah nasional pencak silat Indonesia, pada tahun 1948.
3. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan
Kemahiran ilmu bela diri pencak silat yang dipupuk terus-menerus oleh bangsa Indonesia, akhirnya digunakan untuk melawan penjajah secara gerilya ada zaman perang kemerdekaan. Perguruan-perguruan pencak silat pada waktu perang, sibuk sekali mendidik, menggembleng tentara dan rakyat. Pesantren-pesantren disamping mengajarkan agama, juga meningkatkan pendidkan bela diri pencak silat. Perang fisik di Surabaya melawan Sekutu, pada bulan November tahun 1945, banyak menampilkan pejuang yang gagah berani.; Hasil didikan pencak silat dari pondok Tebu Ireng Gontor dan Jamsaren.
Pondok pesantren dan perguruan-perguruan pencak silat tersebut bukan hanya mengajarkan bela diri pencak silat saja melainkan juga mengisi jiwa ara calon pejuang dengan semangat juang patriotisme yang berkobar-kobar. Semangat juang demikianlah yang membuat mereka tak mempunyai rasa takut sedikiypun dalam melawan penjajah tentara sekutu yang mempunyai persenjataan yang lebih lengkap dan canggih, sehingga akhirnya bangsa Indonesia dapat berhasil memenangkan perang kemerdekaan secara gemilang.
Setelah Proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, Belanda melancarkan dua kali agresi untuk menguasai kembali Indonesia. Pencak silat kembali dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kemahiran putra-putri Indonesia guna menghadapi perang terhadap Belanda. Para pemimpin bangsa Indonesia, dan para pendekar silat waktu itu, menyadari bahwa pengajaran pencak silat berhasil memupuk semangat juang dan menggalang persaudaraan yang erat.
Pada awal kemerdekaan kita, Belanda berhasil memecah belah bangsa Indonesia dalam kelompok-kelompok kesukuan dengan dibentuknya Negara-negara bagian. Bahkan kemudian terjadi pemberontakan politik PKI di Madiun, dan Darul Islam atau DI/TII. Kemahiran pencak silat bangsa Indonesia, digunakan kembali untuk menumpas pemberontakan. Bahkan untuk menumpas DI/TII, digunakan cara pagar betis, yaitu pengepungan pemberontak oleh tentara bersama dengan rakyat yang telah diajarkan kemahiran bela diri pencak silat.
4. Sejarah Perkembangan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
Menjelang Pekan Olahraga Nasional yang pertama di Solo, para pendekar pencak silat berkumpul untuk membentuk organisasi pencak silat. Pada tanggal 18 Mei 1948, dibentuklah organisasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSSI), yang kemudian menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Persatuan para pendekar dalam organisasi IPSI tersebut dimaksudkan untuk menggalang kembali semangat juang bangsa Indonesia, yang sangat diperlukan dalam pembangunan. Yang lebih penting, pencak silat dengan rasa persaudaraannya dapat memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang pada saat itu sedang terpecah belah.
IPSI berdiri pada tahun 1973 dengan dipimpin oleh Mr. Wongsonegoro, Mariyun Sudirohadiprodjo, dan Rachmad Surenogoro. Banyak regenerasi yang dilakukan oleh IPSI dan seminar yang salah satunya dilaksanakan di Tugu Bogor pad tahun 1973.
Program olahraga bela diri pencak silat dtingkatkan dengan dilaksanakan program pertandingan olahraga pencak silat, dan dimasukkan dalam acara Pekan Olahrag Nasional (PON). Dengan seringnya kegiatan pertandingan olahraga pencak silat dtingkat-tingkat daerah maupun nasional, tersusun kembali kekuatan-kekuatan pencak silat yang selanjutnya membutuhkan program pembinaan yang terarah. Usaha-usaha pemerintah untuk menangani pencak silat akan lebih mendorong masyarakat untuk ikut melestarikan penak silat. Pada beberapa tahun terakhir pencak silat memasuki kawasan internasional, baik dari perkembangan pencak silat di negara-negara Eropa dan Amerika, maupun hubungan silaturahmi dengan bangsa serumpun di kawasan Asia Tenggara.
Pada tahun 1980 terbentuklah Persekutuan Pencak Silat antar Bangsa (PERSILAT) yang didukung oleh Negara-negara Asean, ialah Indonesia, Malaysia, Singapura. Tanggal 1 Januari 1983 diadakan pertemuan di Singapura.
Pada bulan Juli 1985, PERSILAT memutuskan dan menetapkan peraturan-peraturan di bidang olahraga pencak silat meliputi :
1. Peraturan pertandinagn olahraga pencak silat.
2. Peraturan penyelenggaraan pertandingan olahraga pencak silat.
3. Pedoman teknik dan taktik pertandingan olahraga pencak silat.
4. Pedoman pelaksanaan tugas wasit dan juri olahraga pencak silat.
5. Pedoman kesehatan pertandingan olahraga pencak silat.
6. Ketentuan tentang peralatan dan kelengkapan pertandingan olahraga pencak silat, (PERSILAT, 1985).
D. ASPEK DAN BENTUK PENCAK SILAT
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
• Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain
• Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
•Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilahsilat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
•Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh.. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.
•Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkokoh posisi tubuh. Kuda-kuda yang kuat dan kokoh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi dasar titik tolak serangan (tendangan atau pukulan).
•Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atassikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.
•Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya langkah tiga dan langkah empat.
•Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah pertahanan musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat bersifat mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali gerakan kembangan silat menyerupai tarian atau dalam maenpo Sunda menyerupai ngibing (berjoget). Kembangan adalah salah satu bagian penilaian utama dalam seni pencak silat yang mengutamakan keindahan gerakan.
•Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
•Jurus: pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan teknik-teknik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
•Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang dengan menyapu atau menjepit (menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan jatuh.
•Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar, tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher, dagu, atau bahu musuh.
1. Riwayat Ringkas
Perguruan ini di dirikan di Jakarta pada tanggal 28 Juli 1968 oleh Tiga Pendekar. yaitu ; Moch. Hadimulyo. BSc, Dr. Moch. Djoko Waspodo dan dr. Rachmadi Djoko Suwigyo dengan nama : "Study Group Pencak Silat. Ketiganya sama-sama belajar pada seorang pendekar besar Perguruan Pencak Silat Setia Hati, yakni Bapak Mariyun Soedirohadiprojo. Pada waktu itu ketiganya menjadi Pengurus Besar IPSI di bidang tehnik dan sangat memprihatinkan keadaan pencak silat yang kurang diminati oleh kaurn muda. Jika ada peminatpun sangat sulit mencari guru atau tempat latihan. karena pada umumnya perguruan-perguruan yang ada masih tertutup.
Terpanggil oleh keadaan semacam ini, mereka bertiga memutuskan untuk mengadakan penelitian, pengkajian dan studi banding melalui studi group yang didirikan. Tujuannya jelas untuk mencari upaya agar pencak silat berkembang. Melalui masa yang cukup panjang, akhirnya diputuskan untuk memulai pembaharuan antara lain berupa :
1. Memisahkan secara tegas pembinaan pencak silat "Gerak" dan "Aspek dalam"
2. Mengubah metoda latihan tradisional menjadi metoda latihan yang sistimatis, jelas materi latihan, kurikulum dan tahapan belajarnya . Diadakan tes dan evaluasi secara teratur serta diberikan atribut yang tampak jelas dari luar bagi tiap tahapan belajar.
3. Mempelopcri adanya pertandingan pencak silat olah raga.
4. Menyelenggarakan peragaan-peragaan yang atraktif.
5. Membantu PB IPSI membenahi sisi organisasi.
Langkah pembaharuan yang disusul dengan langkah uji coba ini segera membuahkan hasil. Kelompck studi ini makin membesar dan melalui berbagai pertandingan pencak silat, prestasi kelompok ini segera mencuat. Bahkan metoda latihan yang dipakai untuk menyiapkan pesilat dalam menghadapi sebuah kejuaraan menjadi contoh untuk perguruan lain.
Hal inilah yang membuat kelompok ini pada Musyawarah Besar lkatan Pencak Silat Indonesia di tahun 1973 diakui sebagai salah satu diantara 10 (Sepuluh) Top Organisasi Pencak Silat sekarang disebut Perguruan Historis. Akibatnya kelompck studi harus mengubah dirinya menjadi : "Ke/uarga Pencak Si/at Nusantara" tangal 28 Juli 1973.
Aliran-aliran tradisional yang pernah dipelajari dan kemudian turut mewarnai tata gerak dan tata batin KPS Nusantara adalah :
1. Pencak Silat Cingkrik, Betawi melalui Bapak M. Saleh.
2. Cimande, Mahdi, Syahbandar, Kari dan Taji melalui aim. Bapak A'an, Marzuki dan Hidayat.
3. Setia hati melalui Bapak Mariyun. S
4. Pencak Jawa Kombinasi melalui Bapak Projo Soermtro
5. Pencak Silat Pariaman (Minangkabau) melalui aim. Bapak ltam.
6. Lintau melalui Bapak Amirudin
Sementara itu mereka juga mempelajari beladiri lain seperti ; Karate aliran Shotokan dan Yu jitsu dibawah pimpinan M.A. Effendi. Bahkan dr. Rachmadi DS pernah menjadi atlit karate nasional pada tahun 1970-an.
2. Azas, Sifat dan Tujuan
Keluarga Pencak Silat Nusantara berazaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Di dalam usaha dan kegiatannya KPS Nusantara mengutamakan sifat-sifat kekeluargaan. persaudaraan dan kegotong-royongan. Sedangkan tujuan dari perguruan ini adalah :
Menggali dan mengembangkan Pencak Silat sehingga tinggi mutunya serta digemari oleh seluruh bangsa Indonesia bahkan dapat dikembangkan ke manca negara.
Melalui latihan yang teratur, membantu terbentuknya generasi muda yang ber-lman, berbudi luhur dan berjiwa ksatria, rendah hati, berdisiplin serta memiliki semangat pengabdian yang tinggi terhadap tanah air dan bangsa.
3. Materi Pelajaran
Gerak Dasar, meliputi : kuda-kuda, sikap pasang, tangkisan, elakan, pukulan. tendangan, jatuhan, bantingan, kuncian dsb.
1. Jurus Senam
2. Jurus Pertandingan
3. Jurus Pembelaan
4. Jurus Tunggal Bebas dan Wajib
5. Jurus Ganda (Berpasangan)
6. Jurus Senjata
7. Tehnik Pernafasan
8. Tehnik Pengerasan Tubuh
9. Dan lain-lain.
4. Ciri Khas Perguruan
Sebagai sebuah Perguruan Pencak Silat yang bersumber dari berbagai macam aliran tradisional maupun modem, maka KPS Nusantara telah berhasil membentuk jatidiri yang khas. Dengan mudah pengamat pencak silat akan dapat membedakan pesilat-pesilat dari perguruan ini dengan perguruan lain. Ciri utamanya adalah :
1. Gerakan pasangan I sikap dan langkah yang halus serta indah
2. Gerakan tendangan yang "selesai" (mantap)
3. Gerakan serangan tangan I kaki yang lugas dan cepat
Kombinasi dari ketiga gerakan inilah yang membedakan Pesilat KPS Nusantara dari yang lain.
5. Sistimatika Latihan
1. Definisi Latihan
Latihan adalah suatu proses kegiatan yang teratur dan berulang-ulang dengan beban kegiatan yang ditingkatan tahap demi tahap.
Tiga prinsip utama, yakni :
Kegiatan harus berulang-ulang
Kegiatan harus teratur
Beban latihan harus ditingkatkan tahap demi tahap
Kegiatan harus berulang-ulang
Kegiatan harus teratur
Beban latihan harus ditingkatkan tahap demi tahap
2. Tujuan Latihan
Meningkatkan kemampuan seseorang dalam suatu bidang kegiatan.
3. Prinsip Latihan
a) Sederhana dan mudah dilaksanakan secara massal
b) Mudah dievaluasi kemajuan dan perkembangannya
c) Menekankan segi efektifitas. gerak dan langsung meningkatkan kemampuan beladiri maupun pertandingan .
d) Dilaksanakan dalam intensitas tinggi
e) Jelas tahap latihannya
6. Metode Latihan
"Deser-Jurus-Umi " atau "Part to whole to part", yaitu ;
Latihan dimulai dari gerak yang paling sederhana dan merupakan bagian terkecil dari suatu gerak.
Kemudian unsur gerak ini disusun dalam suatu rangkaian yang lebih jelas dan maksud dan tujuan serta manfaatnya yang disebut • Jurus"
Dalam pelaksanaan latihan, jurus-jurus ini harus selalu diuraikan bentuk dan gerakannya agar para siswa menguasai gerak dan tahu manfaatnya.
Dalam perkembangan berikutnya, gerakan-gerakan atau jurus-jurus tersebut disusun dalam rangkaian yang lebih rumit dengan meninggikan factor kesulitannya.
Tahapan-tahapan latihan berfungsi sebagai alat pacu kemajuan. Karena setiap saat para siswa dihadapkan dengan jenis-jenis latihan baru yang lebih rumit.
E. TEKNIK DASAR DALAM PENCAK SILAT
Latihan dimulai dari gerak yang paling sederhana dan merupakan bagian terkecil dari suatu gerak.
Kemudian unsur gerak ini disusun dalam suatu rangkaian yang lebih jelas dan maksud dan tujuan serta manfaatnya yang disebut • Jurus"
Dalam pelaksanaan latihan, jurus-jurus ini harus selalu diuraikan bentuk dan gerakannya agar para siswa menguasai gerak dan tahu manfaatnya.
Dalam perkembangan berikutnya, gerakan-gerakan atau jurus-jurus tersebut disusun dalam rangkaian yang lebih rumit dengan meninggikan factor kesulitannya.
Tahapan-tahapan latihan berfungsi sebagai alat pacu kemajuan. Karena setiap saat para siswa dihadapkan dengan jenis-jenis latihan baru yang lebih rumit.
E. TEKNIK DASAR DALAM PENCAK SILAT
A. Kuda - Kuda Dalam Pencak Silat
Pencak silat merupakan seni bela diri bangsa indonesia yang sudah turun temurun.Kuda- kuda adalah memperkokoh atau memperkuat posisi berdiri di saat kita melakukan penyerangan maupun tangkisan terhadap lawan.Pembentukan sikap dasar pencak silat sikap berdiri ada tiga yaitu sikap berdiri tegak, sikap kangkang, dan sikap kuda-kuda. Ada 6 kuda - kuda yang mendasari dalam pencak silat, yaitu :
1. Kuda-Kuda Depan.
Kuda-kuda depan dibentuk dengan posisi kaki didepan ditekuk dan kaki belakang lurus, telapak kaki belakang serong ke arah luar, berat badan ditumpukan pada kaki depan, badan tegap dan pandangan kedepan.
2. Kuda-Kuda Belakang.
3. Kuda-Kuda Tengah
Dibentuk dengan kedua kaki ditekukan dengan titik berat badan berada ditengah.
4. Kuda-kuda samping
Kuda-kuda ini dilakukan dengan cara 1 kaki ditekuk dan kaki yang lain lurus ke samping, berat badan pada kaki yang ditekuk, bahu sejajar atau segaris dengan kaki.
Kuda-kuda ini dilakukan dengan cara 1 kaki ditekuk dan kaki yang lain lurus ke samping, berat badan pada kaki yang ditekuk, bahu sejajar atau segaris dengan kaki.
5. Kuda-Kuda Silang Depan
Kuda-kuda silang dibentuk dengan menginjakkan 1 kaki ke depan atau kebelakang kaki yang lain, berat badan ditumpukan pada 1 kaki, kaki yang lain ringan sentuhan dengan ibu atau ujung jari kaki.
6. Kuda-Kuda Silang Belakang
Kuda-kuda silang belakang yaitu kuda-kuda dengan salah satu kaki berada di belakang dengan keadaan menyilang dan kaki di tumpukan ke belakang,badan tetap lurus agar tidak jatuh saat melakukan gerakan tersebut.
B. Sikap Pasang Dalam Silat
Ada 4 sikap pasang yang saya pelajari dalam pencak silat :
1. Pasang satu, yaitu sikap posisi badan tegak dengan kedua tangan disamping dalam keaadaan siap
1. Pasang satu, yaitu sikap posisi badan tegak dengan kedua tangan disamping dalam keaadaan siap
silat dan kedua kaki di buka selebar bahu
2. Pasang dua, yaitu sikap badan tetap pada posisi tegak, kaki dibuka selebar bahu, kedua tangan mengepal dan sejajar dengan pinggang.
3. Pasang tiga, yaitu, sikap badan pada posisi tegak lurus, kaki di buka selebar bahu, tangan diangkat sejajar mata, dan posisis silang dengan kepalan tangan terbuka.
4. Pasang empat, yaitu kaki di buka selebar bahu, tangan diangkat sejajar C. Latihan Langkah Kuda-kuda Silat Menggunakan 8 Arah Mata Angin
Gerakkan pertama sampai gerakkan ke empat dengan menggunkan kuda-kuda samping, yaitu kaki kiri di depan kaki kanan di belakang posisi badan dalam keadaan lurus, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang posisi dalam keadaan serong kekiri dan begitu juga sebaliknya.
Gerakkan ke lima sampai gerakkan ke delapan menggunakan kaki dapan di depan dan kaki kiri di belakang keadaan dalam posisi kaki kiri di luruskan dan kaki kanan ditekukkan posisi badan sedikit condong ke depan dan begitu juga sebaliknya
C. Pola Langkah Dalam Pencak Silat
1. Pola langkah lurus
Merupakan gerak langkah yang membentuk garis lurus ,baik langkah maju maupin langkah mundur, yang mana pelaksanaanya dimulai dari salah satu kuda-kuda (kuda-kuda tengah).
2. Pola langkah zikzak
Merupakan gerak langkah yang membentuk mata gergaji atau pola zig-zag,yang mana pelaksanaanya dimulai dari sikap pasang dengan pola langkah serong
3. Pola langkah ladam atau huruf U
Pelaksanaanya dimulai dari sikap awal tegak ,gerakkan kaki kesamping kanan,di ikuti kaki kiri menutup (merapat),kemudian kaki kiri maju,kaki di tarik kembali dan merapat kemudian di gerakan samping kiri.kaki kanan ditarik dirapatkan ,kemudian dilangkahkan kedepan,dan kaki kanan ditarik kembali merapat seperti sikap awal.
4. Pola langkah segi tiga
Pelaksanaanya berdiri di titik 0,geser kaki kanan ke titik 1,ikuti kaki kiri ke titik 2,lanjutkan ke titik 4,lanjutkan juga ke titik 4 dan 5(berat badan di titik 5)tarik kaki kanan ke titik 6,kaki kanan ketitik 7 dengan kuda-kuda depan ,tarik kaki kanan keposisi awal.
5. Pola langkah huruf S
Berdiri dengan posisi titik menghadap sesui dengan arah yang di tunjukan,geser kaki kanan ke arah berat badan ke di kaki kanan,ikkuti kaki kiri, kaki kiri ke titik 3 berat badan di kaki kiri selanjutnya cabut kaki kanan lewati kaki kiri sampai di titik 4,kaki kanan yang di titik 4di titik 5 putar di tempat, sementara kaki kiri yang ada di titik 3 injit,gugus kaki kiri lewat tanda panah dengan jalur titik 6 sampai di titik.mata, dan posisis silang dengan kepalan tangan terbuka dibuk lagi dan tangan sudah terkepal.
6. Pola langkah segi 4
Pelaksanakannya bisa memakai kombinasi kuda-kuda tengah ,samping,dan belakang.
D. Pukulan Dalam Pencak Silat
1. Lurus Pukulan dengan salah satu tangan memukul kearah depan, sasaran yaitu dada si lawan. Dan tangan satunya lagi menutup arah point, yaitu sasaran perut keatas.
2. Bandul
Mengayunkan tangan salah satunya berbentuk kepalan kearah sasaran ulu hati, dan tangan yang satu lagi tetap menutup arah sasaran lawan ke dia.
3.Tegak
Sasarnnya adalah bahu atau sendi bahu bagian kanan (lawan yang dengan kita yang saling berhadapan, jadi sama saja dengan bahu sebelah kiri yang menjadi sasaran
Sasarnnya adalah bahu atau sendi bahu bagian kanan (lawan yang dengan kita yang saling berhadapan, jadi sama saja dengan bahu sebelah kiri yang menjadi sasaran
4.Melingkar
Sasarannya adalah pinggang lawan
E. Tendangan Dalam Pencak Silat
1. Tendangan lurus kedepan yaitu dengan hentakan telapak kaki sejajar dengan bahu
2. Tendangan melingkar yaitu dengan hentakan punggung kaki
3. Tendangan berbentuk huruf T yaitu dengan tendangan samping menggunakan hentakan telapak kaki
4. Tendangan samping yaitu menendang dengan punggung kaki.
F. TANGKISAN DALAM PENCAK SILAT
1. Tangkisan dalam
Tangkisan dari luar ke dalam sejajar dengan bahu
2. Tangkisan luar
Tangkisan dari dalam ke luar sejajar dengan bahu
3. Tangkisan atas
Tangkisan dari bawah ke atas, untuk melindungi kepala dari serangan
4. Tangkisan bawah
Tangkisan dari atas kebawah
7.PERATURAN PERTANDINGAN PENCAK SILAT
Peraturan Pertandingan Pencak Silat di Indonesia memuat tentang Ketentuan Bertanding, yang meliputi Ketentuan Kemenangan, Ketentuan Hukum Pesilat, dan Ketentuan Penilain. Baik kita kupas tentang Peraturan Pertandingan Pencak Silat sebagai berikut:
1. Ketentuan Bertanding
a) Pertandingan Pencak silat dilakukan oleh dua pesilat yang saling berhadapan untuk mencapai prestasi.
· Melakukan pembelaan (hindaran, elakan dan tangkisan)
· Melakukan serangan pada sasaran (serangan tangan dan kaki)
· Menjatuhkan lawan.
· Mengunci lawan.
b) Pertandingan pencak silat dilakukan dalam 3 babak, dangan masing-masing babak selama 2 menit dan istirahat antara babak 1 menit.
c) Ketentuan Pertandingan
· Setiap pembela dan serangan harus berpola dasi sikap awal, pasangan, langkah serta adanya koordinasi dalam melakukan serangan/pembelaan harus kembali kepada sikap awal/pasang.
· Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara ke arah sasaran, sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan
· Mematuhi ketentuan mengenai sasaran, larangan-larangan dan kaidah pencak silat dan ketentuan-ketentuan perwasitan umumnya.
1. Pertandingan Pencak silat dipimpin oleh satu rang wasit dan lima orang juri.
2. Ketentuan-ketentuan Kemenangan
Peraturan pertandingan Pencak silat memuat ketentuan kemenangan sebagai berikut:
a. Menang angka, jika pertandingan selesai 3 babak dan juri memenangkan salah satu pesilat dengan jumlahh angka lebih banyak dari lawannya.
b. Menang teknik jika lawannya tidak bisa melanjutkan pertandingan karena;
Menyatakan diri tidak dapat meneruskan pertandingan
Atas keputusa dokter pertandingan, karena kondisi atlet mungkin membahayakannang mutlak
Atas permintaan pelatih
c. Menang mutlak, jika lawannya jatuh karena serangan yang sah dan tidak sadar setelah hitungan wasit sampai ke-10 dalam waktu 10 detik.
d. Menang diskwalifikasi, jika:
Lawan mendapat peringatan ke-3 setelah peringatan ke-2
Lawan melakukan pelanggaran berat yang diberikan hukuman langsung diskwalifikasi.
Lawan melakukan pelanggaran tingkat pertama dan lawan cedera dan tidak dapat melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter pertandingan.
e. Menang karena pertandingan tidak seimbang
f. Menang karena lawan tidak hadir dalam pertandingan atau mengundurkan diri.
3. Ketentuan Hukum Kepada Pesilat
Peraturan Pertandingan pencak silat memuat ketentuan hukum kepada pecak silat sebagai berikut:
a. Teguran, diberikan bila pesilat melakukan pelanggaran ringan.
Teguran I, nilai dikurangi satu (1)
Teguran II, nilai dikurangi dua (2)
b. Peringatan I, jika pesilat mendapat teguran ke-3 dalam satu babak akibat pelanggaran ringan. Peringatan ini di kurangi lima (5)
c. Peringatan II, diberikan bila pesilat mendapat Peringatan I, Peingatan II, nilai dikurangi sepuluh (10)
d. Diskwalifikasi diberikan bila pesilat:
Mendapat peringatan setelah peringatan II
Melakukan pelanggaran berat yang didorong oleh unsur kesengajaan yang bertentangan dengan norma keolahragaan
Melakukan pelanggaran tingkat pertama dan lawan cidera tidak dapat melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter perandingan.
4. Ketentuan Penilaian
Ketentuan penilaian dalam peraturan pertandingan pencak silat adalah sebagai berikut:
a) Nilai 1 (satu)
Elakan/tangkisan yang berhasil yang berlangsung disusul oleh serangan yang masuk pada sasaran, atau teknik jatuhan yang berhasil Serangan tangan yang maasuk pada sasaran
b) Nilai 2 (dua)
Serangan kaki yang masuk pada sasaran
c) Nilai 3 (tiga)
Menjatuhkan lawan
d) Nilai 4 (empat)
Mengunci lawan
e) Selain nilai-nilai di atas diberikan nilai kerapian teknik, yaitu penilaian atas kaidah-kaidah permainan pencak silat, dengan nilai terendah 2 (dua) dan nilai tertinggi 5 (lima) pada setiap babak.
5. Sasaran yang boleh diserang adalah bagian tubuh, kecuali leher ke atas dan kemaluan, yaitu:
a) Dada
b) Perut
c) Pinggang kiri dan pinggang kanan
d) Punggung
Sedangkan tungkai dan tangan dapat dijadikan sasaran serangan dengan menjatuhkan dan mengunci, tetapi tidak mempunyai nilai sebagai serangan perkenaan.
1. Senjata dalam pencak silat
Selain bertarung dengan tangan kosong, pencak silat juga mengenal berbagai macam senjata. antara lain:
· Keris: sebuah senjata tikam berbentuk pisau kecil, sering dengan bilah bergelombang yang dibuat dengan melipat berbagai jenis logam bersama-sama dan kemudian cuci dalam asam.
· Kujang: pisau khas Sunda
· Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, yang digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan terhadap pisau.
· Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .
· Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi. Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain yang dapat diubah menjadi cindai.
· Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan musafir.
· Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau besi.
· Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau berbentuk seperti cakar harimau yang bisa diselipkan di rambut perempuan.
· Sabit/Clurit: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen tanaman.
· Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah
· Rencong: belati Aceh yang sedikit melengkung
· Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip rencong, secara harfiah berarti "penghancur lada".
· Gada: senjata tumpul yang terbuat dari baja.
· Tombak: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang memiliki bulu yang menempel di dekat pisau.
· Parang/Golok: pedang pendek yang biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti memotong saat menyisir hutan.
· Trisula: tiga sula atau senjata bercabang tiga
· Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah berarti "cabang".
Ø Tingkat kemahiran
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat kemahiran, yaitu:
Pemula, diajari semua yang tahap dasar seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan, tangkisan, elakan,tangkapan, bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar perguruan dan jurus standar IPSI
Menengah, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar, pemahaman, variasi, dan disini akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan akan disalurkan kepada masing-masing cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.
Pelatih, hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula, dan menengah akan membuat pesilat melangkah ke tahap selanjutnya, di mana mereka akan diberikan teknik - teknik beladiri perguruan, di mana teknik ini hanya diberikan kepada orang yang memang dipercaya, dan mampu secara teknik maupun moral, karena biasanya teknik beladiri merupakan teknik tempur yang sangat efektif dalam melumpuhkan lawan / sangat mematikan .
Pendekar, merupakan pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia tingkat tinggi.
2. Tata tertib pencak silat
Sejalan dengan norma dan nilai budaya khususnya di Indonesia, terdapat beberapa peraturan yang harus diperhatikan dan dilakukan dengan saksama ketika berlatih pencak silat, di antaranya sebagai berikut.
Upacara pembukaan latihan yang terdiri atas:
a) Menyiapkan barisan
b) Berdoa dipimpin oleh pelatih;
c) Pembacaan "prasetya pesilat Indonesia"
d) Penghormatan kepada pelatih, dipimpin oleh pemimpin barisan.
e) Pemanasan
f) Latihan inti
g) Pendinginan
h) Upacara penutupan latihan diakhiri dengan penghormatan dan berjabat tangan.
3. Nilai positif pencak silat
Beberapa nilai positif yang diperoleh dalam olahraga beladiri pencak silat adalah:
Kesehatan dan kebugaran;
a. Membangkitkan rasa percaya diri;
b. Melatih ketahanan mental;
c. Mengembangkan kewaspadaan diri yang tinggi;
d. Membina sportifitas dan jiwa kesatria;
e. Disiplin dan keuletan yang lebih tinggi.